JAKARTA, KOMPAS.com - Sri (47), seorang pedagang sayuran di Pasar Minggu, Jakarta Selatan, mampu membuktikan bahwa dengan kemauan dan usaha yang keras segala harapan pasti bisa diwujudkan. Dengan kerja kerasnya berjualan sayur, Sri mampu menyekolahkan anaknya hingga bangku kuliah.
Dua puluh tahun yang lalu, Sri datang ke Jakarta dari kampung asalnya di Klaten, Jawa Tengah, hanya dengan satu harapan, yakni agar dirinya dapat mengais rizki sebanyak-banyaknya di ibukota untuk menghidupi anak semata wayangnya yang ia tinggalkan di kampung.
Dengan modal seadanya, akhirnya ia memberanikan diri untuk membuka lapak sayur di salah satu sudut Pasar Minggu. Diakui Sri pada awalnya ia takut untuk merantau ke Jakarta. Apalagi untuk memulai sebuah usaha. Namun, katanya, demi menghidupi anak dan keluarganya di kampung mau tak mau dirinya harus berani. Terlebih lagi Sri sudah ditinggalkan oleh suaminya yang selama ini menopang hidupnya dan keluarganya.
"Sebenarnya saya takut Mbak. Waktu itu saya masih belum tahu apa-apa tentang Jakarta. Saya juga sendirian datang ke sini. Tapi, demi anak dan Ibu saya di kampung, saya beranikan sajalah. Habis mau ngandelin siapa lagi Mbak. Wong, saya sama suami sudah pisah Mbak. Saya sama anak ditinggal gitu aja. Pokoknya, waktu itu saya punya tekad buat besarin dan sekolahin anak saya setinggi-tingginya aja," ujar Sri saat ditemui Kompas.com, Minggu (20/12/2009).
Rupanya tekad bulat Sri dan kerja kerasnya membuahkan hasil. Tak gentar hari demi hari ia lewati hingga tak terasa sudah 20 tahun ia hidup dan mencari nafkah sendirian di Jakarta. Hasilnya, ia mampu memenuhi seluruh kebutuhan keluarganya di kampung, dan yang paling utama ia mampu membesarkan dan menyekolahkan anaknya hingga bangku kuliah.
"Iya hasil jualan sayur lumayan Mbak. Bisa mencukupi kebutuhan hidup saya dan keluarga di kampung. Karena jualan sayur ini saya bisa ngontrak rumah yang layak di sini, saya bisa bantu ibu saya di kampung. Yang paling penting, semua kebutuhan anak saya bisa saya penuhi Mbak. Dari hasil ini juga anak saya bisa kuliah Mbak. Sekarang dia sedang skripsi lo. Saya bangga sekali," katanya dengan logat Jawa yang khas.
Saat ini pendapatan Sri dari berjualan sayur berkisar Rp 2 juta sampai Rp 3 juta per bulan. Seringkali pendapatan Sri bertambah jika ia mendapat pesanan sayuran dalam jumlah besar untuk katering atau untuk acara-acara tertentu.
Ketika ditanya apakah dirinya puas terhadap semua hasil kerja kerasnya ini, Sri mengatakan bahwa dirinya bersyukur atas semua yang didapatnya. "Yah, bukan masalah puas ndak puas Mbak. Namanya juga manusia, pasti ndak ada puasnya ya kan. Tapi yang penting saya bersyukur. Hidup saya sudah mencukupi. Pokoknya yang ada dipikiran saya selalu cuma cari duit yang halal, bisa makan, dan bisa nyekolahkan anak sampe sukses. Itu saja Mbak," tandasnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar