Pada suatu masa yang sangat lalu, hiduplah sebuah keluarga disebuah desa ditepi pantai kepulauan Jepang. Hiragawa adalah anak muda baik hati yang menjadi nelayan dan sering turut ayahnya mencari ikan di laut.
Hiragawa melihat segerombolan anak2 dipantai mempermainkan kura2 raksasa yang tertangkap. Dimintanya anak2 itu melepaskan, tetapi mereka semua tidak mau. Hiragawa menawarkan uang untuk membeli kura2 itu, dan akhirnya dengan semua uangnya dibelinya kura2 itu. Hiragawa melepaskan kura2 itu kembali ke laut bebas. Kura2 melihat sekejab dengan mata berterimakasih dan menyelam kelaut.
Hiragawa melihat segerombolan anak2 dipantai mempermainkan kura2 raksasa yang tertangkap. Dimintanya anak2 itu melepaskan, tetapi mereka semua tidak mau. Hiragawa menawarkan uang untuk membeli kura2 itu, dan akhirnya dengan semua uangnya dibelinya kura2 itu. Hiragawa melepaskan kura2 itu kembali ke laut bebas. Kura2 melihat sekejab dengan mata berterimakasih dan menyelam kelaut.
Suatu hari ketika sedang mencari ikan dengan ayahnya dilaut, pelayaran terpaksa dilakukan lebih jauh kelaut karena kurangnya ikan. Mendadak angin kencang badai besar ombak raksasa menghancurkan kapalnya. Dalam kekacauan ombak Hiragawa selintas melihat kura2 besar mendekatinya, dan ia sudah tidak sadarkan diri sama sekali.
Seminggu Hiragawa tidak sadarkan diri. Ketika sadar, Hiragawa ternyata telah diselamatkan oleh sebuah keluarga nelayan, dipulau lain yang berbeda sama sekali adat dan kehidupannya. Penyelamatnya adalah kakek nelayan dengan cucu perempuannya yang sangat cantik. Setelah sehat dan sembuh, Hiragawa mencoba mencari ayahnya, mencari jalan pulang. Berminggu minggu tidak juga ditemukannya jalan pulang, atau sisa dan tanda apapun dari kapal dan ayahnya.
Hiragawa memutuskan hidup menetap di pulau baru itu, dan menikahi wanita yang sangat cantik itu, dan hidup berbahagia disana. Waktu waktu paling berbahagia dalam hidupnya. Isteri cantik penurut yang mencintai, makan minum bekerja sambil bersendagurau selalu. Tawa dan sukacita adalah hari hari perjalanan yang menyenangkan, Hiragawa merasa seperti sedang di Nirwana.
Sampai suatu saat, Hiragawa ingin mencari kembali keluarganya, memaksa akan pergi berlayar untuk mencari desanya kembali. Dilarang oleh sang istri dan kakek dengan cara apapun, tidak bisa, akhirnya Hiragawa berlayar sendiri dengan membawa perbekalan yang cukup. Berminggu, berbulan, dicarinya kampung halamannya, dari laut ke laut, dari pulau ke pulau.
Sampai akhirnya ditemukan dusun yang mirip dengan dusunnya dulu. Hiragawa menanyakan pada orang2 disana tentang keluarganya, mereka tidak tau semua, tapi ada orang tua yang ingat ada sebuah tempat sembahyang dan cerita tentang ayah anak yang tidah pernah kembali dari laut, dulu sekali. Itu dongeng tiga ratus tahun lalu katanya. Cerita turun temurun yang dituturkan oleh ayah dan kakek kakek buyutnya.
Hiragawa akhirnya menemukan tempat sembahyang itu dan disana terlutis namanya dan nama ayahnya, dan nama nama keluarganya. Dia bingung bimbang dan tidak mengerti. Pada saat itulah, tiba2 dia teringat titipan istrinya yang memintanya membuka bungkusan merah bila membutuhkan pertolongan.
Ketika bungkusan itu pelahan dibuka, keluarlah asap putih dan terderngar suara istrinya berbicara pelahan.
Hiragawa suamiku, aku sebenarnya titisan dewa langit, kau selamatkan aku ketika aku menyamar menjadi kura2. Dan sebenarnya engkau telah meninggal lama dalam badai, dan aku meminta ijin langit mengawini mu dan menjadikan engkau suamiku. Engkau akan hidup berbahagia secara abadi bersamaku bila engkau tidak mencari masa lalumu. Rasa ingin tahumu tidak dapat kuhilangkan, sehingga engkau telah melanggar batas langit. Kehidupanmu sudah berlalu 300 tahun lalu, dan terpaksa berakhir pula sekarang.
Rambut Hiragawa mengalir bak air, menjadi putih dan memanjang tiga meter, dan tubuhnya menjadi kurus, mengering, dan melebur jadi debu, yang pelahan hilang dihembus angin.
*Tanadi Santoso (Re-post).
*Cerita ini dituturkan tanpa pembelajaran apapun, karena anda dapat mengartikan seperti apapun yang anda mau. Prosa ini hanyalah kaca, yang merefleksikan pikiran anda sendiri. Selamat menikmati.